Selasa, 26 Februari 2013

KELOMPOK I

KUSNIATI ANDRIANI
NIM A1B110215


Model- Model Struktur Wacana


a.      Pengertian Wacana
·         Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar (Chaer, 2012: 267)
·         Istilah “wacana” berasal dari bahasa Sanskerta wac/wak/vak, artinya ‘berkata’, ‘berucap’ (Douglas. 1976: 266). Bila dilihat dari jenisnya, kata wac dalam lingkup morfologi bahasa Sansekerta, termasuk kata kerja golongan III parasmaepada (m) yang bersifat aktif, yaitu ‘melakukan tindakan ujar’. Kata tersebut kemudian mengalami perubahan menjadi wacana. Bentuk ana yang muncul dibelakang adalah sufiks (akhiran), yang bermakna ‘membedakan’ (nominalisasi). Jadi, kata wacana dapat diartikan sebagai ‘perkataan’ atau ‘tuturan’ (Mulyana, 2005: 3).

b.      Model-model Struktur Wacana 

·         Model Struktur Pertukaran dalam Percakapan
Struktur pertukaran diartikan sebagai suatu perangkat aturan yang digunakan oleh peserta percakapan dalam melakukan tukar-menukar informasi atau lainnya. Aturan ini ditekankan pada seperangkat pola atau urutan-urutan tingkah laku yang teratur dalam melakukan hubungan timbal-balik. Ada beberapa ilmuan yang membicarakan model struktur pertukaran, antara lain :

1.Belack & Mitchell
Belack, dkk. (dalam Coulthard, dkk.1981; Sinclai dan Coulthard, 1975 : 17-18) mengususlkan 4 struktur wacana di kelas :
a.pertukaran (structuring)
penstrukturan merupakan perilaku untuk mengarahkan kelangsungan peristiwa pedagogis dan mengajak siswa untuk memperhatikan sesuatu.
b.Permintaan (soliciting)
Permintaan merupakan suatu kategori unsur struktur yang dimaksudkan untuk memancing munculnya tanggapan, baik tanggapan verbal maupun nonverbal dari siswa.
c.Penanggapan (responding)
Tanggapan merupakan tindakan jawaban atas permintaan yang menyatakan hubungan timbal-balik
d.Pereaksian (reacting)
Pereaksian merupakan kategori tindak yang beupa tindak lanjut dari kategori sebelumnya yang mungkin berupa penjelasan, ringkasan, dan perluasan dari apa yang telah dikatakan lebih dahulu.

2. Stenstrom (1994:49) mengatakan ada tiga jenis pertukaran, yaitu:
1. Pertukaran Pernyataan (Stating Exchange)
Contoh A : Dia Muslim [inisiasi]
B : Em..[Respon]
2. Pertukaran Pertanyaan (Questioning Exchange) Contoh
A : Apakah kamu mengajar? [Inisiasi]
B : Tidak, aku tidak bisa mengajar. [ Respon]
A : Aku mengerti [Tindak Lanjut]
3. Pertukaran Permintaan (Requesting Exchange) Contoh
A : Dapatkah kamu menahannya beberapa menit saja? [Inisiasi]
B : Ok! [ Respon]

Model Struktur Percakapan di Kelas
·         Pada wacana kelas, tuturan guru dan siswa akan membentuk rangkaian pasangan berdekatan yang terfokus pada topik tertentu. Hal ini merupakan gejala alamiah dalam proses percakapan, termasuk wacana kelas.
·         Di dalam pasangan berdekatan terdapat stimulus-respons dan feedback. Proses stimulus-respons yang berulang akan menimbulkan kebiasaan dan keteraturan. Proses ini dapat dilihat pada tuturan yang berfungsi sebagai inisiasi, dan diikuti oleh tuturan yang berfungsi sebagai respons. Inisiasi dapat dikatakan sebagai pembuka atau pemicu suatu tuturan. Sementara itu, respons merupakan hasil dari adanya inisiasi. Respons dapat dibedakan menjadi dua, yaitu respons langsung dan tak langsung (Haliday dan Hasan dalam Jumadi, 2005: 39). Respons langsung adalah tuturan yang digunakan secara langsung dalam menjawab pertanyaan. Bentuk respons ini adalah jawaban ya dan tidak. Sementara itu, respons tidak langsung adalah tuturan yang digunakan tidak secara langsung dalam menjawab pertanyaan. Pada umumnya bentuk respons tidak langsung digunakan untuk mengkomentari pertanyaan, mengabaikan relevansi (sangkalan), atau respons yang memberi informasi pendukung. Bagian ketiga dari pasangan berdekatan adalah feedback. Feedback dapat difungsikan sebagai penutup tuturan.
·         Pasangan berdekatan yang di dalamnya terdapat inisiasi (I), respons (R), dan feedback (F) pada umumnya memiliki struktur, seperti a) [IRF], yakni struktur penuh, di dalamnya terdapat respons verbal secara penuh terhadap inisiasi, b) [IR (F)], struktur dari pasangan berdekatan yang di dalamnya terdapat inisiasi yang menyebabkan respons dalam bentuk nonverbal, dan c) [I (R)], yakni struktur yang memiliki inisiasi dalam bentuk penyampaian informasi proporsional yang tidak memerlukan respons.
·         Misalnya:
·         [IRF]
·      Guru    : Apa sudah benar jawaban Agus?
·      Siswa   : Benar.
·      Guru    : Baik.

·      [IR (F)]
·      Penumpang 1   : Bisa menggeser sedikit, mbak?
·      Penumpang 2   : (menggeser)

·      [I (R)]
·      Guru    : Diskusi akan dimulai minggu depan.
·      Siswa   :

·         Model Struktur Wacana Iklan Alarm Roncar.
Bolen (1984) menilai struktur wacana iklan dari segi proposisinya. Menurutnya, wacana iklan mempunyai tiga unsur pembentuk struktur wacana, yaitu (1) Butir utama (Headline), (2) badan (Body), (3) Penutup (close) yang dalam struktur wacana iklan tersebut dikaitkan dengan permasalahan tahap-tahap untuk mencapai suatu tujuan.
1. Butir Utama Iklan
·         Butir utama iklan merupakan tujuan pertama dalam wacana iklan adalah untuk menarik perhatian. Untuk itu, diperlukan pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga dapat menarik perhatian daripada calon konsumen.
·         Dalam Iklan Alarm Roncar ini langsung mengenai objek sasaran agar masyarakat langsung mengerti apa sasaran iklan tersebut. tidak seperti iklan-iklan yang membuat penasaran masyarakat karena memberikan selingan-selingan yang membuat objek iklan menjadi kabur.
·         (di tempat parkir suatu pusat perbelanjaan)
·         Pencuri : (mencoba masuk mobil, namun ketika menstater alarm mobil
·         berbunyi)
·         Gadis 1 : Kasihan dech loe! pakai kartu sim Roncar dulu, baru bisa!
·         Pencuri : (Pencuri kabur).
·         Bapak : ( yang tiba-tiba lewat ) Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman.
·         Gadis 2 : Roncar anti maling khan, saya juga pakai. daaaaa!
·         Bapak : Daaaaa..
·         Gadis 1 : Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN, untuk semua
·         kendaraan bermotor.
·         Ungkapan yang dicetak tebal ini merupakan bagian dari butir utama iklan yang berupa proposisi yang memberi komando atau perintah kepada calon konsumen. Seperti contoh yang digambarkan di atas, kata pakai menunjukkan suatu perintah kepada para calon konsumen. Pengiklan kemudian memberikan suatu alternatif supaya para calon konsumen menggunakan produk Roncar tersebut.
·         Selain kata pakai dalam permulaan iklan roncar tersebut juga terdapat ungkapan baru bisa yang dapat dikategorikan sebagai proposisi yang membangkitkan rasa ingin tahu pada para calon konsumen. Kata baru bisa tersebut cukup untuk membuat calon konsumen bertanya-tanya, mengapa harus menggunakan produk tersebut? lantas setelah yang berada di benak kita, apa saja keuntungan jika kita menggunakan produk Roncar tersebut? Dengan adanya pendeskripsian semacam itu pendengar iklan ingin mengetahui lebih lanjut kelanjutan dari iklan tersebut yang tentunya akan dibagikan kepadanya keunggulan daripada produk Roncar.
1. Badan Iklan
·         Tujuan kedua dari sebuah iklan ialah untuk menarik minat dan kesadaran calon konsumen, hal tersebut terdapat pada badan iklan. Dengan berdasar pada motif calon konsumen dalam membeli sesuatu, pada badan iklan hendaknya mengandung alasan objektif (rasional) dan subjektif (emosional). Alasan Objektif berupa informasi yang dapat diterima oleh nalar sedangkan alasan subjektif berupa hal-hal yang membawa emosi calon konsumen. Berdasarkan jenis proposisi yang diungkapkan, bagian badan wacana iklan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu berisi alasan subjektif, berisi alasan objektif dan campuran alasan subjektif dan objektif.
·         (di tempat parkir suatu pusat perbelanjaan)
·         Pencuri : (mencoba masuk mobil, namun ketika menstater alarm mobil
·         berbunyi)
·         Gadis 1 : Kasihan dech loe! pakai kartu sim Roncar dulu, baru bisa!
·         Pencuri : (Pencuri kabur).
·         Bapak : ( tiba-tiba datang ) Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman.
·         Gadis 2 : Roncar anti maling khan, saya juga pakai. Daaaaa!
·         Bapak : Daaaaa..
·         Gadis 1 : Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN, untuk semua
·         kendaraan bermotor.
·         Pada iklan Roncar ini alasan yang dikemukakan pada bagian badan iklan tersebut bersifat subjektif. Alasan itu dikatakan oleh seorang Bapak yang menghampiri seorang gadis ketika alarm mobilnya berbunyi. Hal tersebut terlihat jelas pada percakapan berikut ‘Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman’. Jika kita mengklasifikasikannya maka ungkapan tersebut akan menjadi Roncar praktis, Roncar aman dan Roncar nyaman. Dengan demikian cukup jelas sifat alasan bagian badan iklan yang dibuat oleh si pengiklan.
3 Penutup
·         Bagian penutup suatu wacana iklan dapat juga berisi informasi-informasi lain yang berhubungan dengan topik yang diiklankan. Informasi tersebut dapat berupa nomor telepon, cap dagang dan tempat pelayanan. Informasi tersebut pada hakikatnya merupakan informasi tambahan yang penting dan apabila dihilangkan dapat menimbulkan suatu masalah.
·         Tujuan ketiga dalam wacana iklan ini adalah mengubah tindakan tertentu pada diri konsumen. Apabila perhatian diperoleh, minat dapat dibangkitkan dan kesadaran telah mencapai puncak yang berarti komunikasi telah tercapai dalam wacana iklan tersebut. Dalam mengembangkan bagian penutup pada wacana iklan, ada dua hal yang perlu untuk dipertimbangkan, yaitu (1) pendekatan penjualan (selling approach) dan (2) butir-butir pasif (passive point). Pendekatan penjualan yang dapat digunakan untuk mengakhiri badan iklan adalah dengan cara keras dan lemah.
·         (di tempat parkir suatu pusat perbelanjaan)
·         Pencuri : (mencoba masuk mobil, namun ketika menstater alarm mobil
·         berbunyi)
·         Gadis 1 : Kasihan dech loe! pakai kartu sim Roncar dulu, baru bisa!
·         Pencuri : (Pencuri kabur).
·         Bapak : Saya juga pakai Roncar anti maling. Khan, praktis, aman dan nyaman.
·         Gadis 2 : Roncar anti maling khan, saya juga pakai. Daaaaa!
·         Bapak : Daaaaa..
·         Gadis 1 : Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN, untuk semua kendaraan bermotor.
·         Pengiklan Alarm Roncar menggunakan teknik lunak sebagai penutup iklan tersebut. Hal tersebut terdapat pada ungkapan ‘Makanya pakai Roncar alarm anti maling pakai PIN untuk semua kendaraan bermotor’. Proposisi yang disampaikan pada kalimat tersebut sifatnya hanya menekankan atau menegaskan informasi yang telah disampaikan pada bagian badan iklan. Pengiklan bermaksud untuk memaparkan lebih detail sisi badan iklan pada bagian penutup ini. Jika kita amati isi penutup pada iklan Alarm Roncar ini adalah sebagai keunggulan dari produk tersebut dibanding dengan produk lainnya. Penggunaan diksi yang tidak terlalu bersifat over dan hanya menggunakan tekanan pengucapan yang lembut maka kami dapat kategorikan bahwa iklan ini memakai pengembangan teknik lunak.

Kesimpulan
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap dan satuan tertinggi di atas kalimat. Sesuai dengan sifat penggunaan bahasa yang linear, wacana mempunyai struktur. Struktur wacana sifatnya lebih terbuka dibandingkan dengan struktur kalimat. Artinya, kemungkinan variasi susunan unsur-unsur kalimat sangat terbatas, sedangkan kemungkinan variasi susunan unsur-unsur struktur wacana lebih besar. Adapun struktur wacana adalah model struktur pertukaran dalam percakapan, model struktur pertukaran di kelas, model struktur iklan.


Daftra Rujukan


Adiel. (2009, november 13). Struktur Wacana. Retrieved Maret 2, 2013, from ADIEL: http://adiel87.blogspot.com

Adiel. (2009, November 13). Analisis Struktur Wacana Iklan. Retrieved maret 2, 2013, from ADIEL: http://adiel87.blogspot.com

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Cahaya, Noor. (2012, September 15). Wacana Percakapan. Retrieved Maret 2,2013, from Shine Emya de Linguistika: http://shinedelinguistika.blogspot.com

  M.Mum, Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana